SELAMAT DATANG DI BLOGNYA HENGKOO >> See and Read, Think and Share it....>>>

PEMICUAN SANITASI (JAMBAN) DI DESA KANANDEDE KECAMATAN LIMBONG, KAB. LUWU UTARA, Prov. SULAWESI SELATAN

Jamban merupakan hal yang sering menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dijumpai di daerah terpencil. Kondisi lingkungan yang masih alami dan jauh dari keramaian, tingkat ekonomi, serta rendahnya pemahaman masyarakat menjadi penyebab masih jarangnya kepemilikan jamban dan tingginya perilaku BAB di sembarang tempat. Tak terkecuali yang terjadi di Desa Kanandede, Kec. Limbong Kab. Luwu Utara. Kecamatan Limbong sendiri merupakan satu-satunya kecamatan yang ada di Kab. Luwu Utara yang masuk kategori daerah terpencil.
                Sesuai dengan hasil pendataan Survey Mawas Diri (SMD) tahun 2013 yang dilakukan oleh kader Desa Siaga di seluruh desa Kec. Limbong, terlihat bahwa cakupan kepemilikan jamban paling rendah berada di Desa Kanandede. Dari 139 Rumah Tangga, hanya ada sekitar 20 Rumah Tangga yang memiliki Jamban. Hal ini jelas akan mempengaruhi rendahnya perilaku masyarakat untuk BAB di Jamban. Dari pengamatan dan survei yang dilakukan oleh Petugas Promkes dan Sanitarian Puskesmas, terdapat beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rendahnya kepemilikan Jamban di desa ini. Yang pertama, kondisi lingkungan perkampungan yang masih sangat alami yang langsung berbatasan dengan hutan yang sangat memungkinkan orang untuk nyaman BAB di sembarang tempat. Selain itu, lokasi perkampungan/desa yang dibelah oleh sungai yang besar sehingga semakin memanjakan masyarakat untuk BAB di sungai. Yang kedua, masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingya menggunakan jamban serta pemahaman akan jamban sederhana. Banyak masyarakat yang masih menganggap jamban/wc sebagai sesuatu yang mahal, sehingga selalu menggunakan alasan ekonomi menjadi penyebab tidak memiliki jamban. Padahal, masyarakat bisa membuat jamban sederhana tetapi tetap sesuai syarat kesehatan, misalnya jamban cemplung atau plesengan. 

               Melihat hal ini, perlu dilakukan suatu upaya bagaimana membuat masyarakat secara sadar dan mandiri untuk membuat jamban sesuai dengan kemampuannya tanpa harus selalu menunggu bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, rencana kegiatan Penyuluhan PHBS tingkat Kecamatan Limbong yang akan dilaksanakan di kantor camat dipindahkan tempat pelaksanaannya ke Desa Kanandede dan akan dirangkai dengan kegiatan Pemicuan masyarakat. Untuk mendukung upaya ini, Dinkes Kab. Lutra melakukan kerjasama dengan Fasilitator dari Program WASH Unicef Kab. Luwu Utara. 

                Kegiatan akhirnya terlaksana pada hari Rabu, Tanggal 26 Juni 2013, bertempat di Aula Kantor Desa Kanandede. Peserta yang hadir, tidak hanya dari masyarakat Kanandede tetapi dari desa lain di Kec. Limbong, walaupun kebanyakan yang dihadirkan adalah masyarakat Desa Kanandede yang belum memiliki  jamban. Semua peserta sangat antusias selama mengikuti kegiatan, hal ini dapat terlihat dari banyaknya masyarakat yang bertanya dan mengungkapkan pendapatnya saat kegiatan berlangsung. Peserta pada awalnya diberi penjelasan materi penyuluhan PHBS terutama tentang Jamban sehingga masyarakat menjadi “tahu”. Untuk membuat membuat perserta menjadi “mau” maka pemicuan dilakukan untuk menumbuhkan rasa keinginan secara sadar dari peserta tanpa ada paksaan. Pemicuan tidak hanya dilakukan secara ceramah, tetapi juga menggunakan ilustrasi/simulasi. Setelah itu, peserta diajak dan dibimbing untuk “mampu” mewujudkan keinginannya membuat jamban. Fasilitator mencoba memberi solusi membuat jamban, apakah melalui usaha perorangan atau melakukan sistem arisan jamban. Peserta juga diberi contoh-contoh jamban dari yang paling sederhana sampai pada yang lengkap sarananya dalam bentuk paket-paket sesuai dengan kondisi ekonomi peserta. 

Hasil dari kegiatan ini tidaklah mengecewakan. Dari 25 peserta yang belum punya jamban, terdapat 15 orang peserta yang berkomitmen akan segera membuat jamban sederhana dengan usahanya sendiri. Selain itu, muncul pula dukungan dari pemerintah desa untuk mewajibkan aparat desanya untuk memiliki jamban. Masyarakat yang akan membuat jamban nantinya akan dibimbing oleh petugas Puskesmas Limbong dan nantinya akan terus dipantau.

Kedepannya, kegiatan seperti ini akan dilaksanakan kembali, bila perlu dilakukan ditiap dusun sehingga bila berhasil akan memicu dusun yang lain, desa yang lain hingga mencapai Kecamatan ODF (Open Defecation Free).

0 komentar:

Posting Komentar

leave a comment gan...